Dalam setiap aktivitas transaksi barang dan jasa yang kita lakukan, pembayaran merupakan komponen paling penting. Tanpa adanya pembayaran, perdagangan tidak akan mungkin bisa dilakukan. Di Indonesia, evolusi sistem pembayaran sudah mulai berlangsung sejak era barter hingga zaman penjajahan.
Saat ini, sistem pembayaran digital sudah berkembang sangat pesat di Indonesia. Transaksi digital nilainya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun, semua ini ternyata berasal dari proses yang lebih sederhana. Mari simak perjalanan evolusi sistem pembayaran di negara kita lewat penjelasan berikut ini!
Implementasi Sistem Kliring di Indonesia
Sumber : Envato
Sejak masa penjajahan Jepang dan Belanda sampai awal masa kemerdekaan, penduduk Indonesia sudah menggunakan dua jenis sistem pembayaran yakni non-tunai dan tunai. Transaksi tunai dilakukan dengan memakai uang logam dan kertas. Sedangkan untuk aktivitas transaksi non tunai, masyarakat menggunakan sistem kliring.
Kliring sendiri menurut PBI No.7/18/PBI/2005 tanggal 22 Juli 2005 adalah pertukaran warkat atau data keuangan dalam bentuk elektronik antar bank baik yang dilakukan menggunakan nama bank atau nasabah dan hasil perhitungannya diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Penyelenggaraan aktivitas kliring antar bank dengan menggunakan mata uang rupiah maupun valuta asing dilakukan oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang sudah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia.
Jika dilihat dari sejarahnya, kliring di tanah air dilaksanakan dengan beberapa tahapan yakni:
Sistem Kliring Manual
Sistem kliring manual awalnya dilakukan secara terbatas hanya di kawasan Jakarta saja. Sistem ini sudah berlangsung sejak tahun 1908. Nilai transaksi non tunai yang dilakukan dengan kliring manual waktu itu masih sangat kecil. Karena itu, pertukaran warkat bisa dilakukan secara manual.
Implementasi Sistem Kliring Semiotomasi
Antara tahun 1980 – 1990-an, mulai digunakan sistem kliring semiotomasi. Penyelenggaraan kliring ini melibatkan banyak pihak mulai dari Kantor BI (Bank Indonesia), beberapa bank anggota serta warkat yang jumlahnya lebih banyak. Sistem ini juga disebut sebagai SOKL (Sistem Semi Otomasi Kliring Lokal).
Sistem Otomasi Kliring
Setelah sistem otomasi, Bank Indonesia mulai memakai skema otomasi kliring. Untuk melakukan sistem ini, digunakan bantuan mesin. Tak hanya itu, sistem otomasi kliring melibatkan banyak bank peserta dan jumlah warkat yang jauh lebih tinggi lagi.
Sistem Kliring Elektronik
Untuk proses transaksi yang lebih efisien, Bank Indonesia menciptakan SKEJ atau Sistem Kliring Elektronik Jakarta. Prosedurnya jauh lebih mudah dan efektif sebab rekapitulasi, perhitungan sampai penyusunan laporan kliring dibuat lewat terminal elektronik yang berada di kantor bank peserta.
Karena sistemnya yang lebih praktis, sistem baru ini memiliki kemampuan pemrosesan warkat dalam jumlah yang sangat banyak. Tidak hanya itu, proses penyelesaian kliring juga jauh lebih aman, cepat dan akurat.
Implementasi SKEJ dilakukan secara parsial hanya di area Jakarta saja antara tahun 1998 – 2000. Mulai tahun 2001, SKEJ mulai digunakan secara luas di daerah-daerah lain di luar Jakarta.
Pada tahun 2005, muncul sistem kliring baru yang disebut sebagai SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia). Dengan menggunakan skema ini proses pengiriman dana dilakukan secara elektronik dan penyelesaiannya berlangsung di tingkat nasional.
Sistem Pembayaran RTGS
Selain sistem kliring, ada juga layanan pembayaran non tunai yang disebut dengan RTGS (Real-Time Gross Settlement). Layanan ini mampu memfasilitasi pengiriman uang dengan nilai yang besar, di atas Rp100 juta. Proses pengiriman dana dengan menggunakan RTGS membutuhkan waktu antara 3 – 4 jam. Bank Indonesia mengembangkan sistem ini di tahun 2000 dan sampai saat ini kita masih menggunakannya.
Pembayaran Era Digital di Indonesia
Sumber : Envato
Teknologi yang semakin canggih membuat sistem pembayaran di Indonesia juga mengalami kemajuan pesat. Era fintech atau teknologi keuangan dimulai sejak tahun 2017 dan ini membuat transaksi jadi jauh lebih mudah. Pasalnya, sudah banyak tersedia metode pembayaran online. Beberapa opsi sistem pembayaran digital tersebut antara lain adalah:
Uang Elektronik
Tidak hanya dengan kartu debit dan kredit saja, kini pembayaran bisa dilakukan dengan menggunakan e-Money seperti Flazz BCA, Tap Cash BNI , Brizzi BRI dan lain sebagainya.
Dompet Digital
Layanan dompet digital atau dikenal juga sebagai e-wallet pun tumbuh dengan pesat. Sekarang, Anda bisa melakukan pembayaran dengan menggunakan aplikasi di ponsel dengan memanfaatkan koneksi internet.
Sistem pembayaran di Indonesia diprediksi akan terus mengalami perkembangan. Bank Indonesia sendiri sudah melakukan penyusunan blueprint sistem pembayaran untuk tahun 2025 yang terdiri dari open banking, sistem pembayaran ritel, infrastruktur pasar keuangan dan lain sebagainya.
Mootapay sebagai platform Accept Payment merupakan salah satu contoh evolusi pembayaran digital yang dapat mendukung bisnis Anda. Cari tahu beragam fitur yang kami miliki di sini.